Jorge Lorenzo menilai Pedro Acosta sebagai gabungan dari Valentino Rossi, Casey Stoner, dan Marc Márquez dalam dunia MotoGP. Acosta telah menjadi sorotan utama di paruh pertama musim MotoGP, meskipun mengalami kesulitan di balapan terakhir. Sebagai rookie GasGas Tech3, ia bahkan mengunjungi pabrik KTM untuk memastikan kesesuaian dengan lingkungan balapnya.
Prestasi terkemuka Acosta termasuk menjadi runner-up di Austin dan menempati posisi ketiga di Portimao, serta meraih beberapa podium dalam Sprint Race di Jerez, Montmelo, dan Mugello. Cara dia mencapai kesuksesan ini mencerminkan kemudahan dan kenyamanan dalam mengendalikan motornya.
Meskipun menghadapi tantangan setelah balapan Le Mans, Acosta terus memperdalam pemahamannya tentang KTM RC-16 dan detail teknisnya. Lorenzo, dalam program "DECODED: Pedro Acosta", mengakui karakteristik Acosta yang mengingatkan pada Rossi, Stoner, dan Marquez. Lorenzo menyoroti persiapan intensif Acosta sejak usia muda dengan ribuan jam latihan, melebihi sebagian besar pesaingnya.
Dani Pedrosa, sebagai rekan setim di KTM, menekankan adaptasi Acosta dalam berbagai kategori balap dan pentingnya kontribusinya bagi tim. Pedrosa memberikan saran untuk berhati-hati terhadap karakteristik ban dan motor KTM yang kadang-kadang mengejutkan.
Alex Criville, mantan juara dunia MotoGP, mencatat perubahan gaya mengemudi Acosta, khususnya saat masuk ke tikungan. Criville mengapresiasi pendekatan teknis Acosta dalam mencari titik optimal di lintasan.
Secara keseluruhan, pandangan dari para pembalap senior ini menunjukkan bahwa Acosta memiliki potensi besar untuk sukses dalam karier MotoGP-nya, didukung oleh dedikasi, adaptasi cepat, dan kemampuan mengendalikan motornya yang cemerlang.
Tidak ada komentar:
Write Comment