 |
| foto:twitter |
Hukuman tiga grid tidak bisa menghalangi kemenangan pembalap Repsol Honda, Marc Marquez. Marquez terkena penalti karena dianggap menghalangi laju pembalap Movistar Yamaha, Maverick Vinales saat kualifikasi.
Selain itu, Marquez mengeluh kurang enak badan pada saat balapan. Dia tidak pernah berpikir kemenangan. Pembalap Spayol itu hanya berupaya menekan gas maksimal. Andaikan ada pertarungan, Marquez tidak percaya diri untuk menang.
Seperti kita lihat Live race, Marquez yang start dari posisi empat langsung bisa merebut posisi dua di tikungan pertama meyalip Vinales dan Johann Zarco lalu berada tepat dibelakang Iannone.
Lap kesatu belum usai, Marquez sudah bisa memimpin balapan yang semula ditempati Andrea Iannone yang membawa motor Suzuki. Iannone bekerja keras untuk mengejar Marquez kembali, namun usaha Iannone tidak membuahkan hasil. Posisi saat itu, Marquez memimpin Iannone kedua diikuti Vinales dan Valentino Rossi.
"Strategi saya adalah menekan gas dari awal, meskipun sebenarnya saya kurang percaya diri untuk menang karena kondisi kesehatan saya. Saya tidak percaya bisa membuat jarak dengan Vinales"ucap Marquez dikutip dari YahooSport.
Tetapi Marquez seperti punya kekuatan khusus pada balapan Amerika ini, Dia termotivasi kontraversi yang terjadi pada seri lalu, dimana Marquez meyenggol beberapa pembalap dan terkena penalti tiga kali. Kejadian ini membuat Marquez disalahkan banyak pihak.
Yang paling membuat Marquez banyak diberitakan media yaitu ketika meyenggol Rossi sampai jatuh. Motivasi ini menjadi kekuatan Marquez yang melahirkan kemenangan.
"Ya, saya punya motivasi spesial, itu salah satu kekuatan. Saya menekan gas dari awal, biasanya saya menahan diri dan meyerang di akhir balapan"kata Marquez ketika ditanya apakah ada motivasi dengan kejadian Argentina.
Ini adalah kemenangan keenam beruntun bagi Marquez sejak musim 2013 dimana Circuit of the Americas, menggelar balapan MotoGP pertama kali. Marquez meyebut dirinya ‘ Sheriff ‘ Austin CoTA. (se)
Tidak ada komentar:
Write Comment