foto:crash |
Pembalap Repsol Honda, Marc Marquez heran kenapa Dia harus bertarung dengan pembalap Yamaha Tech3, Jonas Folger bukan dengan rekan satu timnya, Dani Pedrosa.
Marquez mengawali balapan Jerman dari posisi start pertama, lalu memimpin dalam beberapa lap. Sempat disalip oleh Folger dan dapat tekanan dari Pedrosa. Namun Marquez akhirnya memimpin balapan sampai garis finis.
Pedrosa yang lama-lama menjauh dan Folger yang selalu menekan. Marquez heran pembalap tuan rumah itu selalu di belakangnya, padahal berdasarkan kecepatan motor, Pedrosa lebih layak bertarung dengan Marquez. Akhirnya Marquez finis di posisi pertama, Folger kedua dan Pedrosa ketiga.
"Dalam benak saya, saya pikir rekan setim saya bakal jadi pesaing utama.
Tapi kemudian kami memulai balapan, saya ada di depan dan mencoba
berkonsentrasi serta menghemat ban," kata Marquez dikutip Crash.
"Pada awalnya itu sudah jadi kejutan besar dan saya bilang 'Okelah, satu pebalap lagi bisa berada di antara saya dan pebalap lainnya'. Tapi lantas setelah beberapa lap situasinya mulai seperti 'Kok dia di sini terus?'."
"Dia selalu sangat dekat, tidak pernah menurun drastis, dan saya saat itu berupaya sedikit lebih keras dan lebih keras lagi. Tapi dia ada di sana dan saya melihat papan pit menunjukkan +0,1 lalu +0,2, tapi kemudian saya mulai menyadari dia akan terus menguntit sampai akhir."
"Di lima putaran terakhir saya mengerahkan segala kemampuan karena bukan ide bagus untuk melakoni putaran terakhir, tikungan terakhirm dengan seorang pebalap Jerman menguntit di sirkuit Jerman. Jadi saya memaksa diri dan saya sangat-sangat senang," imbuhnya.
"Pada awalnya itu sudah jadi kejutan besar dan saya bilang 'Okelah, satu pebalap lagi bisa berada di antara saya dan pebalap lainnya'. Tapi lantas setelah beberapa lap situasinya mulai seperti 'Kok dia di sini terus?'."
"Dia selalu sangat dekat, tidak pernah menurun drastis, dan saya saat itu berupaya sedikit lebih keras dan lebih keras lagi. Tapi dia ada di sana dan saya melihat papan pit menunjukkan +0,1 lalu +0,2, tapi kemudian saya mulai menyadari dia akan terus menguntit sampai akhir."
"Di lima putaran terakhir saya mengerahkan segala kemampuan karena bukan ide bagus untuk melakoni putaran terakhir, tikungan terakhirm dengan seorang pebalap Jerman menguntit di sirkuit Jerman. Jadi saya memaksa diri dan saya sangat-sangat senang," imbuhnya.
sumber:detiksport
Tidak ada komentar:
Write Comment