Catatan waktu menjadi hal yang krusial dalam dunia balap, termasuk pada ajang MotoGP. Bagaimana tidak, waktulah yang akan menentukan posisi seorang pembalap sebelum dan sesudah balapan berlangsung.
Tidak mudah untuk mencatat kecepatan waktu seorang pembalap. Sebagaimana diberitakan Mens Health, Selasa (6/9/2016), alat pertama yang dibutuhkan untuk mencatat kecepatan waktu pembalap adalah black box.
Tidak mudah untuk mencatat kecepatan waktu seorang pembalap. Sebagaimana diberitakan Mens Health, Selasa (6/9/2016), alat pertama yang dibutuhkan untuk mencatat kecepatan waktu pembalap adalah black box.
Black box terdapat di setiap motor pembalap. Kotak kecil berukuran seperti tempat kartu itu terletak di bagian bawah motor dan berfungsi untuk merekam kecepatan hingga 250 mph.
Seseorang yang bertugas sebagai transponder nantinya akan mengirimkan data yang tercatat di black box kepada pencatat waktu. Dengan begitu, para ofisial yang berada di pinggir trek bisa memberi tahu pembalap keadaan di atas trek.
Hal selanjutnya yang diperlukan adalah papan checkpoints track. Di beberapa sirkuit MotoGP, setidaknya terdapat 15 papan checkpoints di setiap treknya yang akan menuliskan perkembangan posisi balapan secara real-time. Keberadaan papan checkpoints akan memudahkan transponder mengirimkan status secara umum, yang biasanya muncul di layar televisi yang menyiarkan langsung balapan.
Untuk bisa mencatat kecepatan waktu pembalap, diperlukan banyak orang. Menurut Mens Health, dalam satu tim setidaknya terdapat 12 orang yang bertugas untuk mencatat waktu, dengan rincian lima orang yang duduk di kantor yang berlokasi dengan garis finis, dua hingga tiga orang bertugas untuk mengatur teknologi informasi dan grafis, serta sisanya mengatur ribuan kabel dan peralatan lain.
Dalam menjalankan tugasnya, tim pencatat waktu pasti juga memiliki rencana cadangan. Selain dari status yang ditunjukkan oleh black box, pencatat waktu juga melakukan tugasnya berdasarkan hasil dari kamera. Biasanya, kamera dipasang dekat garis finis. Kamera tersebut bisa mengambil 10 ribu foto per detik.
Kamera, komputer, dan alat-alat lainnya memang menjadi peralatan wajib bagi para pencatat waktu. Biasanya sebelum balapan berlangsung, tim pencatat waktu harus menyiapkan berbagai peralatan dengan berat total 8 ton (8.000 kilogram) pada setiap balapannya. (oz)
Seseorang yang bertugas sebagai transponder nantinya akan mengirimkan data yang tercatat di black box kepada pencatat waktu. Dengan begitu, para ofisial yang berada di pinggir trek bisa memberi tahu pembalap keadaan di atas trek.
Hal selanjutnya yang diperlukan adalah papan checkpoints track. Di beberapa sirkuit MotoGP, setidaknya terdapat 15 papan checkpoints di setiap treknya yang akan menuliskan perkembangan posisi balapan secara real-time. Keberadaan papan checkpoints akan memudahkan transponder mengirimkan status secara umum, yang biasanya muncul di layar televisi yang menyiarkan langsung balapan.
Untuk bisa mencatat kecepatan waktu pembalap, diperlukan banyak orang. Menurut Mens Health, dalam satu tim setidaknya terdapat 12 orang yang bertugas untuk mencatat waktu, dengan rincian lima orang yang duduk di kantor yang berlokasi dengan garis finis, dua hingga tiga orang bertugas untuk mengatur teknologi informasi dan grafis, serta sisanya mengatur ribuan kabel dan peralatan lain.
Dalam menjalankan tugasnya, tim pencatat waktu pasti juga memiliki rencana cadangan. Selain dari status yang ditunjukkan oleh black box, pencatat waktu juga melakukan tugasnya berdasarkan hasil dari kamera. Biasanya, kamera dipasang dekat garis finis. Kamera tersebut bisa mengambil 10 ribu foto per detik.
Kamera, komputer, dan alat-alat lainnya memang menjadi peralatan wajib bagi para pencatat waktu. Biasanya sebelum balapan berlangsung, tim pencatat waktu harus menyiapkan berbagai peralatan dengan berat total 8 ton (8.000 kilogram) pada setiap balapannya. (oz)
sumber:http://sports.okezone.com/read/2016/09/06/38/1482678/sportpedia-rahasia-di-balik-catatan-kecepatan-waktu-motogp
Tidak ada komentar:
Write Comment