Balapan bergengsi dunia, MotoGP sudah memasuki paruh kedua musim 2016, tetapi masih ada pembalap yang masih mengeluhkan masalah ban. Ada juga yang sudah beradaptasi atau nyaman dengan ban Michelin. Mari kita lebih dalam mengenal jenis-jenis ban yang digunakan pada musim ini
Michelin adalah pemasok tunggal ban MotoGP musim 2016. Sebelumnya pemasok ban di MotoGP adalah Brigdgestone. Beberapa musim bersama Bridgestone kini para pembalap dipaksa untuk berapdaptsai dengan Michelin. Ada yang butuh proses lama dan cepat untuk membiasakan dengan ban baru
Beberapa varian ban Michelin yaitu mulai dari ban kering juga disebut slick, dengan susunan keras, medium dan lunak. Ban basah ada komponen keras dan lunak. Sedangkan ban intermediate digunakan saat lintasan tidak kering penuh atau sebaliknya tidak basah seluruhnya.
Agar penonton mengerti ban apa yang digunakan pembalap, maka setiap varian ban diberi warna. Untuk kompon keras diberi kode
warna kuning, medium memiliki warna abu-abu, sedangkan kompon lunak
diberi warna putih.
Jenis ban intermediate adalah ide baru dalam sejarah MotoGP yang
diproduksi Michelin. Ban jenis baru ini diberiwarna abu-abu. Untuk ban hujan, Michelin membagi menjadi dua kompon: keras yang diberi warna
kode biru dan lunak memiliki kode abu-abu.
Semua jenis ban mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tergantung kondisi lintsan, cuaca dan strategi yang akan digunakan pembalap bersama timnya.
Jika kondisi aspal panas, pilihan para pembalap biasanya menggnakan ban kering keras. Tujuannya adalah agar ban tidak cepat habis karena suhu aspal yang tinggi.
Ban intermediate digunakan dalam kondisi trek yang mulai mengering dari sebelumnya basah. Seperti yang dipakai Valentino Rossi ketika melakukan pergantian motor di GP Jerman. Motor kedua Rossi menggunakan ban intermediate.
Ban hujan dibuat secara khusus untuk menghadapi situasi lintasan basah, sehingga ketika lintasan mengering ban cenderung terdegradasi karena kompon ban basah ini menggunakan jenis kompon yang lebih lembut dibandingkan tipe-tipe ban lainnya.
Ban hujan juga memiliki alur khusus yang berbeda dibandingkan ban kering. Ban hujan memiliki alur yang memungkinkan mampu memecah alur air dan menghasilkan cengkraman bagus dalam keadaan licin.
Selain itu, penggunaan kompon karet yang lebih lembut membuat ban hujan lebih efektif di lintasan basah lantaran membantu cengkraman rem di kondisi licin. Namun, akan menjadi masalah bagi pengendara jika trek mulai kembali mengering.
ref:cnnindonesia
Semua jenis ban mempunyai fungsi sendiri-sendiri, tergantung kondisi lintsan, cuaca dan strategi yang akan digunakan pembalap bersama timnya.
Jika kondisi aspal panas, pilihan para pembalap biasanya menggnakan ban kering keras. Tujuannya adalah agar ban tidak cepat habis karena suhu aspal yang tinggi.
Ban intermediate digunakan dalam kondisi trek yang mulai mengering dari sebelumnya basah. Seperti yang dipakai Valentino Rossi ketika melakukan pergantian motor di GP Jerman. Motor kedua Rossi menggunakan ban intermediate.
Ban hujan dibuat secara khusus untuk menghadapi situasi lintasan basah, sehingga ketika lintasan mengering ban cenderung terdegradasi karena kompon ban basah ini menggunakan jenis kompon yang lebih lembut dibandingkan tipe-tipe ban lainnya.
Ban hujan juga memiliki alur khusus yang berbeda dibandingkan ban kering. Ban hujan memiliki alur yang memungkinkan mampu memecah alur air dan menghasilkan cengkraman bagus dalam keadaan licin.
Selain itu, penggunaan kompon karet yang lebih lembut membuat ban hujan lebih efektif di lintasan basah lantaran membantu cengkraman rem di kondisi licin. Namun, akan menjadi masalah bagi pengendara jika trek mulai kembali mengering.
ref:cnnindonesia
Tidak ada komentar:
Write Comment